Kamis, 20 September 2012

Masukan tentang perencananaan dan pengembangan KTSP serta implementasinya di kelas termasuk peran penilaian kurikulum untuk perbaikan lebih lanjut terutama dalam proses belajar-mengajar


Dalam pengembangan KTSP harus memperhatikan perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian sehingga perlu diperhatikan agar guru dan kepala sekolah jangan hanya berperan transformator tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk memberi kemudahan kepada guru dan kepala sekolah dalam pengembangan KTSP perlu adanya perencanaan dalam pembentukan tim pengembang yang berfungsi untuk mengumpulkan informasi dan referensi, serta mengidentifikasi sumber belajar termasuk nara sumber yang di perlukan dalam proses pengembangan KTSP. Pengumpulan informasi dan referensi dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi, seperti komputer dan internet. Guru merupakan pengembang kurikulum bagi kelasnya, yang akan menterjemahkan, menjabarkan, dan mentranformasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada peserta didik, dalam hal ini tugas guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, yaitu membelajarkan anak supaya dapat berpikir integral dan komperhensif, untuk membentuk kompetensi dan mencapai makna tertinggi. Kegiatan tersebut bukan hanya berwujud pembelajaran di kelas tetapi dapat terwujud kegiatan yang lain seperti bimbingan belajar kepada peserta didik. Dalam proses perencanaan dan pengenbangan KTSP seorang guru harus memiliki empat standar kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan professional sehingga proses perencanaan ini diharapkan menjadi bekal guru dalam menghadapi aspek yang terkait dengan kurikulum dan pembelajaran, sehingga guru langsung mengidentifikasi dan mengelompokan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran dan untuk proses pengembangan pengalaman belajar (standar proses) dimana kegiatan mental dan fisik yang dilakukan peserta didik dalam proses pembentukan kompetensi, dengan berinteraksi aktif dengan sumber belajar melalui pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang bervariasi.
Proses menentukan penilaian (standar penilaian) perlu penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik yang dilakukan berdasaran indikator, dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaiaan hasil karya berupa produk atau proyek, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian, yaitu : penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi, menggunakan acuan kriteria, menggunakan sisitem penilaian berkelanjutan, hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, oleh karena itu penilaian hendaknya dilakukan berbasis kelas (PBK), dan ujian dilakukan berbasisi sekolah, untuk itu kegiatan penilaian membutuhkan alat penilaian dalam mencapai tujuan, dan guru perlu menentukan alat penilaiaan sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Dalam hal ini penilaian tidak hanya berlangsung di kelas saja tetapi dapat terjadi di luar kelas bahkan di luar sekolah untuk mendukung kegiatan belajar mengajar dan menyukseskan hal tersebut perlu adanya implementasi dari KTSP diantaranya :   
  1. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dalam KTSP harus jelas; makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut
  2. Rencana pelaksanaan pembelajaran  dalam KTSP harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik
  3. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pembelajarandalam KTSP harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan.
  4. Rencana pelaksanaan pembelajaran dalam KTSP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya
  5. Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program di sekolah, terutama pembelajaran dilakukan secara tim 

Kamis, 23 Agustus 2012

Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak dalam belajar ditinjau dari para pendidik


Secara umum untuk dapat meninggkatkan kreativitas anak yang ditinjau dari pendidik dapat dicapai   denganberbagai cara antara lain :
  1. Kreativitas pendidik bagi peningkatan minat siswa terhadap mata siswaan
Produk kreatifitas guru diharapkan akan memberikan situasi yang nyata pada proses pembelajaran. Selama ini siswa dituntut untuk memiliki kemampuan verbalisme yang tinggi pada hal-hal yang abstrak. Verbalisme adalah hal sangat sulit sekali dan membosankan bagi siswa jika terus menerus dipacu di sekolah. Penerapan produk kreatifitas guru misalnya berupa instrumen yang mampu mengajak siswa belajar ke dunia nyata melalui visualisasi akan mampu menurunkan rasa bosan siswa dan meningkatkan minatnya pada mata siswaan
  1. Kreativitas pendidik dalam transfer informasi lebih utuh
Hasil inovasi berupa instrumen bantu pendidikan akan memberikan data atau informasi yang utuh, hal ini terlihat pada aktifnya indera siswa, baik indera penglihatan, pendengaran dan penciuman, sehingga siswa seakan-akan menemui situasi yang seperti aslinya. Produk kreativitas guru akan melengkapi gambaran abstrak yang sebelumnya dipahami siswa dan membetulkan pemahaman yang salah mengenai informasi yang didapatkan dari teks.
  1. Kreativitas pendidik dalam merangsang siswa untuk lebih berpikir secara ilmiah dalam mengamati gejala masyarakat atau gejala alam yang menjadi objek kajian dalam belajar.
Produk kreativitas guru sangat penting dalam pengembangan kerangka berpikir ilmiah berupa langkah rasional, sistematik, dan konsisten. Hasil-hasil kreativitas guru akan merangsang siswa untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah, observasi data, pengolahan data serta perumusan hipotesis.
  1. Produk kreativitas pendidik akan merangsang kreatifitas siswa.
Kreatifitas guru dapat digunakan secara mandiri oleh siswa, dimana siswa dapat mengembangkan kreativitasnya serta imajinasi dan daya nalarnya dalam memahami materi yang diajarkan. Siswa akan memiliki kelancaran, keluwesan, orisinalitas dan keunikan dalam berpikir.

Rabu, 22 Agustus 2012

Apakah penerapan kreativitas pada pembelajaran matematika mampu mengatasi kesulitan belajar matematika


Pendidikan adalah  suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal. Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting,  karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu (Irwanto, 1997:105). Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan. Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar. Prestasi belajar adalah: “ Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.” Dalam hal ini pembelajaran yang menuntut guru berpikir kreatif adalah mata pelajaran matematika, kemampuan pengembangan matematika memerlukan pemikiran yang logika dan sistematis. Matematika merupakan salah satu komponen dari berbagai mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan, di sekolah pelajaran matematika kegiatan belajar mengajar lebih banyak dari mata pelajaran yang lain, tapi apa yang terjadi masih banyak siswa tetap mengalami kesulitan dalam menyelesaikan dan yang lebih parah nya lagi matematika sebagai pelajaran yang sangat membosankan dan menakutkan, hal ini terjadi karena masih banyak siswa yang belum paham menyelesaikan konsep matematika nya.
            Pada umumnya guru mengajarkan matematika dengan menerapkan konsep dan langkah matematika sebagai berikut; menjabarkan struktur rumus, memberi contoh mengerjakan soal dan siswa diberikan contoh yang sejenis untuk mencoba mengerjakan soal seperti yang diterangkan oleh guru, model pembelajaran ini menerapkan sistem menghafal  konsep dan cara kerja untuk menyelesaikan persoalan dalam matematika dan model pembelajaran ini disebut model mekanistik, metode yang lain adalah pembelajaran matematika dalam pemahaman simbol matematika dengan penekanan pada pemberian informasi dan pelatihan penerapan alogaritma, model yang masih banyak dipergunakan adalah metode ceramah yang mana siswa terasa pasif, kurang interaksi dan siswa mencatat dari papan tulis. Standar kurikulum dan evaluasi pembelajaran matematika di sekolah menjelaskan tujuan dan materi kurikulum matematika. Kurikulum matematika perlu mempertimbangkan keterkaitan di antara konsep-konsep matematika secara utuh sehingga memberikan gambaran jelas dan mudah di pahami siswa (Jamaris, 209:240). Hal yang penting diketahui oleh orang tua adalah banyak anak yang merasa dirinya salah menempatkan diri dan kurang penghargaan dari orang tua jika mereka melewati tahap demi tahap yang akibat dari hal ini adalah kurang percaya diri sehingga motivasi merupakan suatu solusi terbaik untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki, setiap siswa mempunyai hal yang unik dan jika yang membawa hal yang positif kenapa tidak kita dukung? Karena itu proses keseharian dari siswa melambangkan mental anak di kemudian hari sehingga orang tua dapat membantu peran guru dalam membimbing siswa di lingkungan rumah agar setiap perkembangan siswa dapat diamati. Secara umum orang mengemukaan bahwa matematika merupakan sarana dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dapat dilihat di dalam kegiatan hidup sehari-hari sebagian besar pertimbangan yang diambil dilakukan melalui proses berpikir logis yang mempertimbangkan sebab akibat, untung rugi serta perkiraan apa yang akan terjadi, berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa matematika berfungsi sebagai alat memecahkan masalah, alat untuk berkomunikasi, alat untuk berpikir logis dan rasional dan dapat mempelancar hubungan antara individu.



Senin, 06 Agustus 2012

Mengapa kurikulum selalu berubah ?


Dewasa ini pendidikan hal yang terpenting dalam kehidupan bermasyarakat dengan pendidikan masyarakat dapat memperbaiki kualitas hidup, hal ini di perkuat dengan semakin tinggi pendidikan yang dipelajari maka terbuka kemungkinan peningkatan wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam menyelesaikan masalah. Perkembangan pendidikan tidak terlepas dari yang nama nya pondasi pendidikan yaitu kurukulum, kurikulum merupakan suatu cara untuk mengukur tingkat perkembangan pendidikan, hal ini dapat diartikan bahwa arah pendidikan kita tergantung kurikulum yang dibuat. Dalam kurun waktu belakangan ini kurikulum mengalami banyak perubahan yang secara langsung membawa dampak terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia, perubahan yang terjadi tidak terlepas dari perkembangan secara global di dunia yang mau tidak mau menuntut kita untuk menyesuaikan dengan kebudayaan bangsa Indonesia sehingga dapat meningkatkan daya beda yang tiap daerah memiliki ciri khas tertentu. Perkembangan dari perubahan kurikulum dapat juga memanfaatkan kebutuhan dari daerah setempat sehingga dapat menjadi hubungan yang timbal balik sehingga perubahan tersebut pada inti nya dapat berdampak positif bagi peningkatan kualitas bangsa dan Negara. Pada inti nya perubahan kurikulum merupakan hal yang wajar untuk peningkatan kualitas sehingga sifat dari kurikulum harus disesuaikan dengan perubahan yang ada dan bukan cuma menerima maupun bersikap datar saja, kurikulum selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dari suatu kejadian yang menurut pemangku pendidikan sangat relevan untuk di munculkan ke permukaan, kurikulum juga mengalami perubahan bila terdapat metode-metode yang baru dalam belajar sehingga mengharuskan adanya perubahan yang menyebabkan kurikulum yang berlaku tidak lagi relevan, hal ini sering kita perhatikan setiap kurikulum berubah. Oleh karena itu perubahan kurikulum merupakan hal yang biasa dan hal yang terbaik untuk proses perkembangan pendidikan.    

Hal yang harus dilakukan kepala sekolah dalam pengembangan KTSP


v  Perencanaan Kurikulum adalah Kepala Sekolah harus melakukan analisis konteks terhadap kekuatan dan kelemahan ysng dimiliki sekolah dan satuan pendidikan, baik yang berkaitan dengan peserta pendidik, guru, tenaga administrasi, sarana prasarana serta pembiayaan. Kemudian melihat peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar, baik yang bersumber darikomite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, dunia industri. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi Standar isi dan standar kompetensi lulusan  sebagai acuan dalam penyususnan KTSP kemudian melakukan pengembangan seluruh komponen sekolah dengan bekerja sama dengan para ahli maupun orang tua untuk mengevaluasi dan menilai efektifitas lembaga, serta mutu lulusan. Untuk kepentingan tersebut ada beberapa langkah yang harus di rencanakan dalam pengembangan KTSP :
     1. Menentukan fokus atau kompetensi dasar
     2. Menentukan variabel atau indikator
     3. Menentukan standar
     4. Membandingkan standar dan kompetensi
     5. Merencanakan target untuk mencapai standar
     6. Merumuskan cara-cara dan program untuk mencapai target
Kegiatan analisis konteks di atas  dilakukan oleh tim penyusun KTSP dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota di bawah pengawasan Dinas kabupaten/kota dan provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
v  Dalam Pengembangan Kurikulum Kepala Sekolah berusaha menciptakan suasana kondusif, membina disiplin, melengkapi fasilitas dan sumber belajar seperti perpustakaan dan hal yang terpenting mengubah paradigma guru dan staf sekolah, khusus mengubah paradigmaguru merupakan faktor penting terhadap proses hasil belajar yang menuntut aktivitas dan kreatifitas guru dengan demikian fungsi guru lebih dominan sehingga guru perlu di latih menjadi fasilitator dalam suasana saling menyenangkan seperti:
1.      Mengurangi metode ceramah
2.      Mengelompokan siswa sesuai bakat dan kemampuannya
3.      Memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran
4.      Mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
v  Dalam Implementasi Kurikulum Kepala Sekolah harus mensosialisasikan KTSP terhadap seluruh komponen sekolah maupun orang tua siswa, hal ini sangat penting sehingga apa yang sudah di rencanakan dalam bentuk Visi dan Misi Sekolah dapat mengenal lebih tentang keadaan sekolah, jika Kepala Sekolah belum begitu memahami atau belum mantap mengenai konsep KTSP yang akan dikembangkan, maka boleh mengundang ahli yang ada dalam masyarakat maupun  pemerintah kemudian bermusyawarah dengan komite sekolah, guru, tenaga kependidikan  dalam rangka menyukseskan KTSP di Sekolah sehingga proses pengembangan diri dan kegiatan eskul dapat terealisasi.
v  Dalam Evaluasi Kurikulum Kepala Sekolah harus mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku bagi peserta didik yang pelaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal yaitu Pre Test, Pembentukan kompetensi, Post Test. Hasil belajar juga dapat di lakukan melalui : Penilaian Kelas, Tes kemampuan dasar, Penilaian satuan pelajaran.